KLATEN – Wayang atau wayang kulit (permainan bayangan) telah ada sebelum masuknya budaya Hindu. Keunikan kesenian wayang ini terletak pada kombinasi antara seni visual, musik, dan cerita.
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|
Kombinasi ini menghasilkan pengalaman yang sangat unik bagi para penonton. Selain itu, wayang juga dianggap sebagai sarana untuk menjaga kebudayaan dan identitas bangsa Indonesia.
Baca juga:
Tapa Brata Yoga Samadhi
|
Mengenai adanya pagelaran wayang kulit di desa binaan, Sertu Mulyanto Babinsa Desa Kingkang Koramil 22 Wonosari Kodim 0723 Klaten menghadiri pagelaran wayang kulit dengan Lakon “Purbo Wahyu Sejati” dalam rangka bersih desa memperingati HUT RI ke 78 Tahun 2023 di Dukuh Wonorejo Desa Kingkang Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten, (4/8/2023)
Pagelaran wayang kulit yang dihadiri warga kurang lebih 800 orang, Turut dihadiri Kades Kingkang H. Suryadi, Babinsa Ds Kingkang, Babinsa Desa Kingkang.
Sertu Mulyanto Babinsa Desa Kingkang dalam hadirnya menyampaikan bahwa kegiatan menghadiri Pagelaran Wayang Kulit seperti ini adalah untuk monitoring dan mengamankan jalannya pagelaran bersama Bhabinkamtibmas. Selain itu untuk menjalin tali Silaturahmi dan keakraban dengan warga binaan sehingga terjadi komunikasi dan interaksi hubungan yang harmonis antara TNI dengan Rakyat.
Babinsa menambahkan, Pagelaran wayang kulit merupakan suatu kegiatan untuk melestarikan Budaya Jawa (Uri-uri budaya Jawa) dan tradisi Bersih desa tersebut sebagai bentuk perwujudan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
“Ini merupakan tradisi kearifan lokal yang harus tetap dipertahankan karena merupakan warisan dari nenek moyang, ” Pungkas Sertu Mulyanto (Red)